Tuhanku …
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya
Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan
Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan
Tetap jujur dan rendah hati dalam kemenangan
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya
dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja
Seorang putera yang sadar bahwa mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan.
Tuhanku …
Aku mohon, janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak
Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan
Biarkan puteraku belajar untuk tetap berdiri di tengah badai dan senantiasa belajar untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya
Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi, sanggup memimpin dirinya sendiri, sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain
Berikanlah hamba putera yang mengerti makna tawa ceria tanpa melupakan makna tangis duka
Putera yang berhasrat untuk menggapai masa depan yang cerah namun tak pernah melupakan masa lampau
Dan, setelah semua menjadi miliknya …
Berikan dia cukup rasa humor sehingga ia dapat bersikap sungguh-sungguh namun tetap mampu menikmati hidupnya
Tuhanku …
Berilah ia kerendahan hati …
Agar ia ingat akan kesederhanaan dan Keagungan yang hakiki
Pada Sumber Kearifan, Kelemah-lembutan dan Kekuatan yang Sempurna …
Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud, hamba, ayahnya, dengan berani berkata “hidupku tidaklah sia-sia”.
Gen. Douglas Mac Arthur
-=-=-=-
:: Puisi diatas berjudul “Doa Untuk Puteraku” karya Jenderal Douglas Mac Arthur, ditulis setelah PD II berakhir, tepatnya bulan Mei 1952. Beliau menulis puisi ini untuk putera tercintanya yang saat itu baru berusia 14 tahun.
Doa Seorang Jenderal Besar Untuk Putranya
Reviewed by Rain
on
12:51 AM
Rating:
No comments: